Tak jarang orang pacaran putusnya tak lama dari waktu jadian...
Kenapa bisa begitu?
Kesalahan ada pada diri kita...
Benarkah?
Maka dari itu, mari kita simak yang berikut ini...
Menurut hasil penelitian yang dilakukan selama 11 tahun oleh salah satu orang gila yang bernama Ubul (D' Heriadi) menyimpulkan bahwa ada 3 FASE yang akan dilewati oleh setiap pasangan yang berpacaran, di manapun, siapapun, pasti mengalaminya.
Fase 1 : Love On Understudy
Fase ini adalah fase awal bagi pasangan yang baru saja jadian.
Dalam fase ini, rintangan yang dilewati sangat kecil dan sangat ringan, bahkan hampir bisa dikatakan bukan sebuah rintangan, melainkan sebuah kenikmatan.
Akan tetapi, dalam fase ini harap berhati-hati, karena banyak pasangan yang gagal, hanya karena mereka salah meprediksi hubungan ketika mereka berada di fase ini.
Nah, dalam fase ini, suatu pasangan biasanya akan mengalami apa itu cinta buta (Dunia serasa milik berdua), sehingga tak bisa membedakan mana jelek, mana cakep, mana baik, mana jahat, mana miskin, mana kaya... Sepertihalnya suami istri yang baru menikah, maka boleh dibilang kalau fase ini seperti bulan madu... (Biasanya pasangan yang bulan madu selalu bahagia, tak tanggung-tanggung berkata sayang atau cinta, rindu setiap malam, kangen setiap hari, sampai-sampai mereka lupa bahwa di rumah, tagihan hutang mulai menumpuk).
Maka dianjurkan pada pasangan dalam fase ini agar jangan terlalu enjoy dan terjebak dengan kenikmatan di awal, atau bahkan sampai meprediksikan hubungan, atau berharap lebih terhadap pasangannya, karena tak banyak orang salah memprediksi, dengan terlalu berharap, sampai-sampai dia menyatakan ‘inilah cinta sejati gue’ atau ‘dialah yang gue cari’... Ups... jangan ke sana dulu...
Hati-hati, fase ke dua dan ke tiga yang lebih kompleks tengah menanti, jangan sampai kalian kecewa dan patah hati gara-gara salah memprediksi hubungan...
Jangan terburu-buru menyimpulkan sesuatu...
Nikmat di awal, belum tentu nikmat di akhirnya...
Gak usah berlebihan menilai suatu hubungan di awal...
So, nikmati aja dulu and go with the flow...
Fase 2 : Love On Adaptation
Setelah kita selesai melewati masa honey moon (bulan madu), maka bersiaplah pada satu masa yang cukup menjadi permasalahan besar. Bahkan, 86 dari 100 pasangan yang berhasil dijadikan objek penelitian, menyatakan putus dalam fase ke dua ini.
Fase ini adalah fase di mana setiap pasangan saling mengenal karakter satu sama lain, secara lebih dalam dan lebih menyeluruh. Mulai dari sifat asli, latar belakang, lingkungan, serta kebiasan-kebiasaan buruk dan baik dari setiap pasangan. Nah, dalam fase ini, adaptasi sangat diperlukan guna mempertahankan hubungan.
Banyak orang putus hanya karena beralasan : "Ternyata aslinya dia itu cerewet...."
Sebenarnya kita gak perlu kaget jika bertemu dengan masalah ini, karena bagaimanapun, perbedaan karakter akan selalu kita temukan, meskipun kita so tahu tentang pasangan kita.
Misal, kita jadian sama sahabat yang konon sudah kita kenal baik, mulai dari sifat, kebiasaan, latar belakang, sampai sekecil-kecilnya, kita tahu.
Tapi ingat, posisi saat kita mengenal dia sebagai sahabatnya, tentu BERBEDA dengan posisi saat kita sudah menjadi pacarnya. Hal ini akan sedikit menganggu terhadap jalannya hubungan kita. Jadi tetap, kita perlu beradaptasi lagi, dan tak jarang pula bisa putus, meskipun dia dulunya sahabat dekat yang sudah kita kenal baik...
Padahal, jika kita mampu beradaptasi, maka hal itu tidak perlu terjadi, karena bagaimanapun, kita harus menghargai dan mengerti yang namanya perbedaan karakter. Karena yang perlu kita lakukan hanyalah, saling mengisi kekurangan dan menjembatani perbedaan tersebut.
Akan tetapi, banyak orang gagal dalam fase ini hanya karena satu sama lain tidak bisa membuka diri atau kurang bisa menerima satu sama lain...
Menjalin komunikasi yang baik, harmonis, dinamis, dan intim, itu bisa dijadikan alternatif sebagai jalan agar kita bisa saling mengenal, dan saling menerima satu sama lain.
Tapi jika memang di fase ke-2 ini kamu menemukan satu ketidak cocokan, atau kurang sesuai dengan harapan yang kamu inginkan dari pasangan kamu, maka saran saya, silahkan berusaha untuk lebih mengerti dan berusaha untuk merubah diri kamu sesuai dengan keinginan dia, dan rubah dia sesuai dengan yang kamu inginkan.
Tapi jika kamu merasa tetap tidak mampu melakukan hal itu, maka mungkin BERPISAH adalah jalan yang lebih baik untuk hubungan kalian.
Karena jika dipaksakan, tidak akan baik untuk masa depan hubungan kalian. Untukmu, atau untuk pasanganmu juga.
Satu kalimat yang tidak asing dan sering terlontar pada fase ini adalah : “Kenapa sih kamu gak bisa ngerti aku..!?” atau : "Kita emang udah gak cocok..."
Putus...!!!
Ups...jangan menuntut orang untuk bisa mengerti kita, sebelum kita tidak bisa mengerti orang lain dan diri kita sendiri maunya apa...
Fase 3 : Love On Saturation
Apabila kita sudah lulus di fase 1 dan 2, maka itu saja belum cukup, karena di fase ini, rintangan semakin berat lagi.
Kalian yang sudah dimanjakan dengan masa bulan madu...
Kalian yang sudah mengetahui lebih dalam siapa pasangannya...
Kalian yang sudah bisa saling menerima kondisi pasangannya...
Tetap saja, jangan dulu merasa bahwa hubungan kalian akan baik-baik saja...
Di fase ini, terjelaskan satu masa di mana sebuah hubungan akan mengalami satu titik kejenuhan. Dan bagi mereka yang kurang pintar mempermainkan ritme cinta, maka niscaya akan tamat riwayatnya.
Di fase ini juga, perselingkuhan paling banyak terjadi.
Dari 60 pasangan yang dijadikan objek penelitian, 43 diantaranya putus gara-gara salah satu dari mereka menyatakan kalau dia bosan dengan pasangannya, lalu memilih pergi atau lebih parah lagi selingkuh.
Sedangkan 11 diantaranya putus gara-gara hilang komunikasi, dan yang 6 sisanya menyatakan kalau hubungan mereka tetap berlanjut, meski dengan proses dan usaha agar hubungan tetap harmonis, salah satu caranya dengan memberikan konflik-konflik kecil, atau membubuhkan suasana baru, sehingga pola hubungan tidak monoton dan tetap dinamis. Karena di sinilah sebenarnya letak keindahan dari sebuah cinta.
Maka, dianjurkan bagi setiap pasangan yang tengah berada di fase ini, agar pintar-pintar mengatur irama hubungan. Sepertihalnya memperjarang pertemuan, membubuhi hubungan dengan konflik-konflik kecil, memberikan suasana baru, merubah gaya berpacaran, atau sesekali mengajak pasangan kita ke tempat-tempat istimewa, atau tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.
Nah, setelah kita mampu dan merasa telah lulus melewati fase-fase seperti yang dijelaskan di atas (dengan baik dan lancar), maka mulai sekarang, silahkan saja kepada siapapun untuk mulai berkata, ‘Dia memang orang yang tepat untuk aku....’
Note:
Buat beberapa pasangan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjalani setiap fase, itu bisa saja terjadi, khususnya pada fase ke dua atau pada fase ke tiga.
Setiap pasangan akan memiliki pengalaman berbeda-beda dalam menjalani masing-masing fase, sesuai dengan kondisi hubungan dari masing-masing pasangan tersebut. Itu tergantung bagaimana awalnya setiap pasangan memulai pola hubungannya masing-masing, yang memang bervariasi, tidak hanya satu.
Akan tetapi, 3 fase seperti yang telah diuraikan di atas, niscaya akan selalu ada dan akan kita temui manakala kita menjalin sebuah hubungan (pacaran).
Nah, kepada yang pernah melewati fase-fase tersebut, jangan dulu senang, karena tidak menutup kemungkinan bahwa fase-fase tersebut akan kembali terulang dengan tahapan pola yang sama, atau bisa juga terulang dengan pola acak.
Dan kepada yang masih single, semoga info dan tips ini dapat dijadikan referensi agar kita bisa lebih siap dalam menjalani dan menghadapi lika-liku berpacaran nant
No comments:
Post a Comment