Di sebuah warung, ada seorang pembeli yang berantem dengan pedagang soto karena merasa ditipu:
Pembeli: “Bang, pokoknya saya tidak mau bayar!!”Penjual: “Loh, kamu makan disini ya harus bayar!!”Pembeli: “Ngapain saya harus bayar, abang udah nipu saya!”Penjual: “Nipu bagaimana??”Pembeli: “Lha ini, katanya soto ayam tapi kagak ada ayamnya sama sekali..”Penjual: “Emangnya kalau kamu beli jambu monyet, ada monyetnya?!”
Kenapa tidak mengaku saja!
Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya, “Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?”
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari.
Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu.
Ayahnya yang keheranan bertanya, “To, kenapa kamu? Berkelahi?”
Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.”
Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?”
Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak”
Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik, “Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”
Pelit
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari.
Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu.
Ayahnya yang keheranan bertanya, “To, kenapa kamu? Berkelahi?”
Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.”
Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?”
Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak”
Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik, “Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”
Pelit
Paman Bedul mendatangi guru matematika sekolah dasar tempat anaknyabelajar .
Dia bertanya soal hasil ujian anaknya karena sudah diulang tiga kali tetapi belum juga lulus.
"Bagaimana mau bisa lulus Pak, anak Bapak itu berat sekali," ujar Pak Guru.
Karena penasaran Paman Bedul meminta buktinya.
"Coba lihat ini... 7 x 5 = 34," kata guru.
"Ya, ampun, Pak Guru pelit amat," kata Paman Bedul, "masa begitu saja harus gagal sih. Itu kan cuma kurang satu."
Kentut
Waktu lg nongkrong di cafe, seorg wanita Cantik tiba-tiba menyadari sdh tdk tahan pengen kentut.
Waktu itu suara music nya sgt keras, & dia kentutin sesuai beat music nya.
Stl bbrp lagu, dia merasa enakan, menghabiskan minuman Latte.
Ketika dia berdiri, byk mata memandanginya.
Tiba tiba dia ingat, td kan dengerin musi...cnya pake ipod.
Kambing
Para santri di suatu pondok pesantren masing-masing memelihara beberapa ekor ayam.
Suatu hari pak Ustadz ingin mengetahui bagaimana reaksi salah seorang santrinya bila satu ayamnya dicuri. Maka suatu malam ayam peliharaan si Muhaemin diambil diam-diam, dipotong, kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada semua santri.
Esok harinya, Muhaemin melapor kepada gurunya. “Pak Ustadz, tadi malam ayam peliharaanku dicuri orang.” Pak Ustadz menjawab, “Sudahlah, jangan bersedih. Ayammu itu kan pada hakikatnya milik Allah yang dititipkan kepadamu.”
Muhaemin mengangguk-angguk kemudian ngeloyor pergi sambil garuk-garuk kepala. Dia berniat memberikan pembalasan kepada ustadznya itu.
Pada keesokan harinya, dia mencuri kambing milik pak Ustadz, dipotong, disate, kemudian dibagi-bagikan kepada semua penghuni pondok pesantren. Malam itu terjadi pesta makan sate yang begitu meriah.
Esok pagi, pak Ustadz marah bukan kepalang melihat kambing miliknya dicuri orang. Dikumpulkannyalah semua santrinya sambil menghardik, “Hayo mengaku, siapa yang mencuri kambing saya kemarin?”. Semua santri diam ketakutan.
Tak lama kemudian Muhaemin bertanya, “Pak Ustadz, bukankah kambing yang hilang itu pada hakikatnya adalah milik Allah?” Pak Ustadz menjawab, “Punya Allah sih punya Allah … tapi jangan yang besar-besar dong!”
Stress
Ayam
Dia bertanya soal hasil ujian anaknya karena sudah diulang tiga kali tetapi belum juga lulus.
"Bagaimana mau bisa lulus Pak, anak Bapak itu berat sekali," ujar Pak Guru.
Karena penasaran Paman Bedul meminta buktinya.
"Coba lihat ini... 7 x 5 = 34," kata guru.
"Ya, ampun, Pak Guru pelit amat," kata Paman Bedul, "masa begitu saja harus gagal sih. Itu kan cuma kurang satu."
Kentut
Waktu lg nongkrong di cafe, seorg wanita Cantik tiba-tiba menyadari sdh tdk tahan pengen kentut.
Waktu itu suara music nya sgt keras, & dia kentutin sesuai beat music nya.
Stl bbrp lagu, dia merasa enakan, menghabiskan minuman Latte.
Ketika dia berdiri, byk mata memandanginya.
Tiba tiba dia ingat, td kan dengerin musi...cnya pake ipod.
Kambing
Para santri di suatu pondok pesantren masing-masing memelihara beberapa ekor ayam.
Suatu hari pak Ustadz ingin mengetahui bagaimana reaksi salah seorang santrinya bila satu ayamnya dicuri. Maka suatu malam ayam peliharaan si Muhaemin diambil diam-diam, dipotong, kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada semua santri.
Esok harinya, Muhaemin melapor kepada gurunya. “Pak Ustadz, tadi malam ayam peliharaanku dicuri orang.” Pak Ustadz menjawab, “Sudahlah, jangan bersedih. Ayammu itu kan pada hakikatnya milik Allah yang dititipkan kepadamu.”
Muhaemin mengangguk-angguk kemudian ngeloyor pergi sambil garuk-garuk kepala. Dia berniat memberikan pembalasan kepada ustadznya itu.
Pada keesokan harinya, dia mencuri kambing milik pak Ustadz, dipotong, disate, kemudian dibagi-bagikan kepada semua penghuni pondok pesantren. Malam itu terjadi pesta makan sate yang begitu meriah.
Esok pagi, pak Ustadz marah bukan kepalang melihat kambing miliknya dicuri orang. Dikumpulkannyalah semua santrinya sambil menghardik, “Hayo mengaku, siapa yang mencuri kambing saya kemarin?”. Semua santri diam ketakutan.
Tak lama kemudian Muhaemin bertanya, “Pak Ustadz, bukankah kambing yang hilang itu pada hakikatnya adalah milik Allah?” Pak Ustadz menjawab, “Punya Allah sih punya Allah … tapi jangan yang besar-besar dong!”
Stress
Seorang karyawan meminta kenaikan gaji kepada Direktur perusahaannya.
“Apa?” kata direktur itu, “Naik gaji? Engkau tak bekerja apapun disini. Coba lihat, Satu tahun ada 365 hari. Jam kerja dalam sehari 8 jam, itu berarti sepertiga hari, jadi dalam setahun ada 122 hari kerja. Kantor tutup pada hari Minggu, jadi berkurang 52 hari, tinggal 70 hari. Kemudian kau mendapat cuti dua minggu, jadi berkurang lagi 14 hari, tinggal 56 hari. Paling sedikit ada 4 hari libur dalam setahun, jadi tinggal 52 hari. Di kantor ini Sabtu juga libur. Nah, ada 52 hari Sabtu dalam setahun. Jadi sebenarnya kau tak pernah bekerja di perusahaan ini. Dan kini kau minta kenaikan gaji”
Karyawan: "!!!!@@@7**&^&*^%^&????"
China to USA
“Apa?” kata direktur itu, “Naik gaji? Engkau tak bekerja apapun disini. Coba lihat, Satu tahun ada 365 hari. Jam kerja dalam sehari 8 jam, itu berarti sepertiga hari, jadi dalam setahun ada 122 hari kerja. Kantor tutup pada hari Minggu, jadi berkurang 52 hari, tinggal 70 hari. Kemudian kau mendapat cuti dua minggu, jadi berkurang lagi 14 hari, tinggal 56 hari. Paling sedikit ada 4 hari libur dalam setahun, jadi tinggal 52 hari. Di kantor ini Sabtu juga libur. Nah, ada 52 hari Sabtu dalam setahun. Jadi sebenarnya kau tak pernah bekerja di perusahaan ini. Dan kini kau minta kenaikan gaji”
Karyawan: "!!!!@@@7**&^&*^%^&????"
China to USA
Deng Xiaoping, seorang pria Taiwan yang sangat kaya tetapi tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris tiba di airport New York.
Setelah mengantri di imigrasi, saat mencap paspor, petugas menanyakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kunjungannya ke USA .
Pertanyaan pertama imigrasi: "Apa nama terakhir dari Presiden Pertama kami?"
Karena tidak mengerti bahasa Inggris dengan baik, dia menduga bahwa petugas menanyakan nama keluarganya (surname). Lalu dia menjawab: "Wo xing Deng (dibaca: wo sing Teng)." Dalam Mandarin berarti: "Marga saya Deng"). Fyi, dalam budaya Chinese, orang Chinese selalu memperkenalkan marganya dulu saat kenalan pertama kali.
Petugas mendengar "Washington! " (sama bunyinya)
Lalu dia melanjutkan ke pertanyaan ke-2: "Untuk apa kamu mau pergi ke US?"
Pikirnya, secara logis tentu sekarang dia menanyakan nama saya. Lalu dia menjawab: "Xiaoping."
Petugas mendengar : "Shopping!"
Pertanyaan ke-3: "Kendaraan apa yang kamu kendarain di Taiwan?"
Turis itu berpikir, dia ditanyakan statusnya di Taiwan, dan menjawab dalam bahasa Hokkien: "Bo bo.” (dalam Hokkien berarti: "Belum beristri").
Dan petugas mendengar: "Volvo!" lalu dia tersenyum dengan hormat dan bertanya lagi.
Pertanyaan ke-4: "Siapa penyanyi pop yang paling terkenal di USA?”
Saat ini lelaki Taiwan sudah mulai tidak sabar dan mulai berkata dengan keras dalam bahasa Hokkien: "Mai Ko Cai Seng." (arti: "Jangan main-main lagi dengan saya").
Petugas mendengar: "Michael Jackson!"
Kagum akan pengetahuan si turis, petugas mencap paspornya.
Setelah mengantri di imigrasi, saat mencap paspor, petugas menanyakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kunjungannya ke USA .
Pertanyaan pertama imigrasi: "Apa nama terakhir dari Presiden Pertama kami?"
Karena tidak mengerti bahasa Inggris dengan baik, dia menduga bahwa petugas menanyakan nama keluarganya (surname). Lalu dia menjawab: "Wo xing Deng (dibaca: wo sing Teng)." Dalam Mandarin berarti: "Marga saya Deng"). Fyi, dalam budaya Chinese, orang Chinese selalu memperkenalkan marganya dulu saat kenalan pertama kali.
Petugas mendengar "Washington! " (sama bunyinya)
Lalu dia melanjutkan ke pertanyaan ke-2: "Untuk apa kamu mau pergi ke US?"
Pikirnya, secara logis tentu sekarang dia menanyakan nama saya. Lalu dia menjawab: "Xiaoping."
Petugas mendengar : "Shopping!"
Pertanyaan ke-3: "Kendaraan apa yang kamu kendarain di Taiwan?"
Turis itu berpikir, dia ditanyakan statusnya di Taiwan, dan menjawab dalam bahasa Hokkien: "Bo bo.” (dalam Hokkien berarti: "Belum beristri").
Dan petugas mendengar: "Volvo!" lalu dia tersenyum dengan hormat dan bertanya lagi.
Pertanyaan ke-4: "Siapa penyanyi pop yang paling terkenal di USA?”
Saat ini lelaki Taiwan sudah mulai tidak sabar dan mulai berkata dengan keras dalam bahasa Hokkien: "Mai Ko Cai Seng." (arti: "Jangan main-main lagi dengan saya").
Petugas mendengar: "Michael Jackson!"
Kagum akan pengetahuan si turis, petugas mencap paspornya.
Ada orang gila yg mengira dirinya tuh jagung jadi dia takut banget sama ayam, .. karena takut banget di makan. tiap kali liat ayam.. dia pasti lari terbirit2. akhirnya, orang gila ini dimasukin ke rumah sakit jiwa.
Setaun… dua taun.. tiga taun… akhirnya dia dipanggil oleh sang dokter. “kamu sudah tau sekarang kamu ini siapa?” kata si dokter.
“sudah dokter,” sahut si orang gila
dokter : “jadi kamu ini siapa?” “
orang gila : saya orang,
dokter.” “bener?” “
orang gila : iya dokter, saya orang.. bukan jagung.”
dokter : “jadi kamu gak takut lagi sama ayam kan?”
orang gila : “enggak dokter.. gak takut lagi..”
sang dokter pun manggut2… mengira si orang gila udah waras.
“tapi dokter,” sela si orang gila,” saya ada satu pertanyaan..”
dokter : “apa itu?”
“ayam2 itu….. tau gak ya kalau saya sudah berubah jadi orang?” tanya si orang gila dengan muka khawatir
UU ODA
Pada suatu hari, Kadir (orang Madura asli) diajak temannya ke sebuah restoran. Seorang pelayan datang memberikan daftar menu makanan, setelah membaca menu, dengan aksen Maduranya, si Kadir pesan makanan ke Pelayan. Kadir : ” Saya mau minum susu soda. ” Pelayan : ” Pake es atau tidak Pak ? ” Dengan nada sengit si Kadir menjawab : ” Pake goblok, kalau ndak pake khan jadi ” Uu oda “”.
Seorang lelaki yang cukup tua yang telah menempuh perjalanan jauh tiba disebuah kota dan bertanya pada anak kecil yamg tengah bermain.
"Ee..nak, pe..pe..pengi..na..na..pan, ter..ter..dekat, le..lewat, ma..ma..mana..ya ?"
Anak kecil yang ditanya hanya diam saja. Lelaki tersebut bertanya kembali.
"Nak..,le..le..wat, ma..ma..mana, ka..ka..ka..kalau.., mau ke..ke.., pe..pe..pengina..na..pan, ter...ter..de..dekat ?"
Anak tersebut tetap diam, hanya memandang saja. Untuk ketiga kalinya, Lelaki itu bertanya, tapi tetap tidak mendapat jawaban. Akhirnya dia beranjak pergi, sambil menggerutu. Seorang Bapak yang kebetulan menyaksikan kejadian tersebut, menghampiri anak itu dan bertanya.
"Anak baik, kenapa tidak mau menjawab pertanyaan Lelaki tadi. Kamu tidak tahu jalan ke Penginapan ?""Sa..sa...saya, se..se..se...sebenarnya, ta..ta..tahu. Ta..tapi sa...sa...saya, ta..ta...ta..takut di ga..ga...ga...gampar, di..di...di..dikira me...me...meng..hii..hii..nai...."
Es Jeyuk
Setaun… dua taun.. tiga taun… akhirnya dia dipanggil oleh sang dokter. “kamu sudah tau sekarang kamu ini siapa?” kata si dokter.
“sudah dokter,” sahut si orang gila
dokter : “jadi kamu ini siapa?” “
orang gila : saya orang,
dokter.” “bener?” “
orang gila : iya dokter, saya orang.. bukan jagung.”
dokter : “jadi kamu gak takut lagi sama ayam kan?”
orang gila : “enggak dokter.. gak takut lagi..”
sang dokter pun manggut2… mengira si orang gila udah waras.
“tapi dokter,” sela si orang gila,” saya ada satu pertanyaan..”
dokter : “apa itu?”
“ayam2 itu….. tau gak ya kalau saya sudah berubah jadi orang?” tanya si orang gila dengan muka khawatir
UU ODA
Pada suatu hari, Kadir (orang Madura asli) diajak temannya ke sebuah restoran. Seorang pelayan datang memberikan daftar menu makanan, setelah membaca menu, dengan aksen Maduranya, si Kadir pesan makanan ke Pelayan. Kadir : ” Saya mau minum susu soda. ” Pelayan : ” Pake es atau tidak Pak ? ” Dengan nada sengit si Kadir menjawab : ” Pake goblok, kalau ndak pake khan jadi ” Uu oda “”.
sama2 gagap
"Ee..nak, pe..pe..pengi..na..na..pan, ter..ter..dekat, le..lewat, ma..ma..mana..ya ?"
Anak kecil yang ditanya hanya diam saja. Lelaki tersebut bertanya kembali.
"Nak..,le..le..wat, ma..ma..mana, ka..ka..ka..kalau.., mau ke..ke.., pe..pe..pengina..na..pan, ter...ter..de..dekat ?"
Anak tersebut tetap diam, hanya memandang saja. Untuk ketiga kalinya, Lelaki itu bertanya, tapi tetap tidak mendapat jawaban. Akhirnya dia beranjak pergi, sambil menggerutu. Seorang Bapak yang kebetulan menyaksikan kejadian tersebut, menghampiri anak itu dan bertanya.
"Anak baik, kenapa tidak mau menjawab pertanyaan Lelaki tadi. Kamu tidak tahu jalan ke Penginapan ?""Sa..sa...saya, se..se..se...sebenarnya, ta..ta..tahu. Ta..tapi sa...sa...saya, ta..ta...ta..takut di ga..ga...ga...gampar, di..di...di..dikira me...me...meng..hii..hii..nai...."
Es Jeyuk
Seorang cedal yang susah mengatakan “R”, masuk ke sebuah warung nasi goreng setelah menerima gaji pertamanya.
“Pak nasi goyeng pedas satu piying!” katanya dengan mantap
“Nggak ada mas”
“Lha itu teltulis di tenda!!”
“Itu nasi goreng!, sana pulang dulu dan belajar bilang nasi gorrreng!”
3 hari 3 malam, yang keluar dari mulutnya hanya “nasi goyeng, nasi goyeng, nasi goyeng, ….”
dan setelah seminngu berlatih, akhirnya : “nasi gorrrrrreng”
kembalilah dia ke warung tsb.
“Pak nasi gorrrrrreng pedas satu piring!” katanya dengan mantap
“Ya, bentar mas, minumnya apa?”
“Es jeyuk”
“Pak nasi goyeng pedas satu piying!” katanya dengan mantap
“Nggak ada mas”
“Lha itu teltulis di tenda!!”
“Itu nasi goreng!, sana pulang dulu dan belajar bilang nasi gorrreng!”
3 hari 3 malam, yang keluar dari mulutnya hanya “nasi goyeng, nasi goyeng, nasi goyeng, ….”
dan setelah seminngu berlatih, akhirnya : “nasi gorrrrrreng”
kembalilah dia ke warung tsb.
“Pak nasi gorrrrrreng pedas satu piring!” katanya dengan mantap
“Ya, bentar mas, minumnya apa?”
“Es jeyuk”
No comments:
Post a Comment